Saat berkunjung ke rumah teman, saya jadi tertarik untuk memelihara ikan koi. Waktu itu langsung saja meminta tukang di kampung sebelah untuk membuatkan kolam ikan. Saya tidak punya pengalaman atau pengetahuan sama sekali dengan ikan koi, sama juga dengan tukang yang saya minta membuat kolam juga kurang ngerti tentang ikan koi. Sehingga kolam yang dibuat ternyata kurang sesuai untuk ikan koi. Ukurannya 2×1,5×0,3 m, kurang dalam untuk ikan koi. Karena sudah terlanjur ya sudah masak mau dibongkar lagi….
Beberapa pengalaman yang selama ini saya peroleh sejak pertama kali beli ikan koi untuk kolam saya:
1. Ikan koi termasuk ikan yang sensitif terhadap lingkungan air. Tidak seperti ikan mas, gurame, nila, komet, dsb yang umumnya jauh lebih tahan terhadap perubahan-perubahan kondisi air.
2. Ikan koi sangat sensitif dengan amoniak yang berasal dari sisa makanan maupun kotoran ikan. Pada awalnya saya masukkan ikan ke kolam tanpa ada sistem filter, ternyata ikannya satu per satu mati. Baca-baca di internet ternyata perlu filter, sehingga saya waktu itu beli filter dengan kapasitas kecil dan pompa 25 watt. Yang saya pakai adalah trickle filter yang dijual di www.solusikolam.com. Ternyata masih pada mati ikan-ikan yang baru dibeli. Setelah mencermati, ternyata pompa filter tidak sesuai dengan rekomendasi oleh Trickel Filter, tidak mampu menyedot semua kotoran ikan sehingga kandungan amoniak dalam air kolam naik yang akhirnya meracuni ikan. Sehingga waktu itu saya konsultasi ke solusikolam.com dan saya langsung ganti pompa 60 watt. Dan akhirnya benar, kolam langsung bersih dari kotoran ikan karena kesedot pompa dan tersaring oleh filter. Sejak saat itu ikan-ikan baru tidak pernah mati lagi sampai sekarang.
3. Ikan koi sangat sensitif dengan kandungan oksigen terlarut. Ikan koi merupakan ikan yang hidup di perairan yang mengalir yang kaya akan oksigen. Tanpa adanya aliran atau riak-riak air, ikan koi cenderung kurang aktif. Apabila kandungan oksigen terlarut kurang maka ikan koi bisa mati.
4. Walaupun kondisi air kolam bisa kita atur supaya sesuai dengan ikan koi, ternyata lumut cukup susah dihindari. Memang sebaiknya kolam ikan koi ada lumutnya sebagai makanan alternatif dan juga menyeimbangkan kondisi air. Namun karena desain kolam yang sudah terlanjur, terlihat kurang bagus jika tumbuh lumut di dasar dan dinding kolam. Sehingga saya pasang lampu UV untuk memperlambat pertumbuhan lumut sehingga frekuensi pengurasan kolam bisa lebih kecil.
5. Ikan koi bisa loncat yang juga saya temui karena desain kolam yang dangkal. Jika kondisi air kurang sesuai atau buruk, biasanya ikan koi akan berusaha mencari lingkungan air yang lebih baik dengan loncat. Jika loncatnya melewati dinding kolam dan tanpa diketahui orang, ikan tersebut pasti akan mati. Di awal-awal dulu ikan koi saya sering loncat dan mati karena tidak bisa kembali ke kolam, namun ketika sudah dipasang Trickle Filter dan kondisi air sudah baik dan stabil, kasus ikan loncat sudah tidak terjadi lagi di kolam saya.
6. Karena sensitif terhadap lingkungan air, ikan koi bisa sakit. Umumnya ikan sakit yang saya temui di kolam adalah adanya bercak-bercak putih seperti kapas yang menempel di sirip atau tubuh ikan, dan juga luka-luka berwarna merah di tubuh ikan. Kalau sudah saya temui salah satu atau beberapa ikan yang seperti itu, kolam langsung saya beri garam ikan untuk mencegah infeksi di ikan lain. Untuk menyembuhkan ikan yang sudah terlanjur sakit, dan juga mencegah penularan, kolam saya kasih obat Acrivlavine Plus sesuai dosis yang ditentukan. Biasanya dalam 4 atau 5 hari, bercak-bercak putih maupun luka-luka merah akan hilang dan ikan akan sembuh sehat kembali.
7. Saya juga pasang alat pemberi makanan ikan otomatis kalau harus meninggalkan rumah dalam beberapa hari, sehingga ikan koi tetap tidak kelaparan.
Alhamdulillah setelah beberapa bulan stress karena ikan-ikan koi baru yang selalu mati satu per satu, akhirnya kolam koi-nya sekarang sudah sesuai, ikannya sehat dan selalu lincah sepanjang hari….
Recent Comments